Senin, 27 Juni 2011

Istighfar di Bulan Rajab

قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
(صيحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Demi Allah, sungguh aku beristighfar pada Allah dan bertobat padanya setiap hari lebih dari 70X” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang telah mengikatkan kita dengan rantai keluhuran, Yang membimbing dan menjaga kita dari musibah-musibah dan jebakan syaithan, yaitu rantai kekuatan keguruan yang bersambung kepada guru yang banyak bersujud, kepada gurunya lagi yang banyak bersujud, demikian seterusnya hingga sampai kepada pemimpin ahlu sujud, Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita juga berada dalam benteng luhur dari para guru yang luhur, dari guru-guru yang hafal Al qur’an dan ratusan ribu hadits, hingga bersambung kepada gurunya yang demikian pula keadaan mereka hingga sampai pada imam ahlul hadits, Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan kehadiran kita di majelis ini, kita juga mempunyai ikatan keguruan kepada guru yang khusyu’, yang bersambung pula kepada guru-gurunya yang khusyu’ hingga sampai kepada imam ahlul khusyu’, Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah tidak melepas ikatan kita ini selama-lamanya di dunia dan akhirat, selalu terikat dengan orang-orang mulia dan luhur hingga keadaan kita semakin luhur. Ingatlah sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“ Seseorang bersama dengan yang dicintainya”
Maka berpegang teguhlah kepada para shalihin, baik mereka yang masih hidup ataupun mereka yang telah wafat . Ketahuilah bahwa jangankan orangnya, barang-barang sentuhan para shalihin pun dimuliakan oleh Allah subhanahu wata’ala sehingga membawa ketenangan bagi orang yang memakainya, dan hal ini telah dijelaskan oleh Allah subhanahu wata’ala di dalam Al qur’an Al Karim, ketika Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada seorang nabi di masa bani Israil agar memerintah Thalut untuk memimpin peperangan, namun rakyatnya menolak jika Thalut dijadikan pemimpin peperangan, karena Thalut tidak mempunyai pengikut, tidak pula mempunyai kekuatan atau harta sehingga tidak pantas untuk diangkat menjadi pemimpin. Maka Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ آَيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آَلُ مُوسَى وَآَلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلَائِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
( البقرة : 248 )
“Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman”. ( QS. Al Baqarah : 248 )
Maka tanda kekuasaan Thalut yang telah Allah perintahkan kepada nabi di masa itu untuk menjadi pemimpin adalah datangnya peti yang dibawa oleh malaikat, yang mana didalamnya berisi ketenangan dari Allah subhanahu wata’ala yaitu barang-barang peninggalan keluarga nabi Musa dan kelurga nabi Harun, bukan hanya nabi Musa dan nabi Harun saja namun juga keluarga mereka , yang mereka adalah para shalihin. Dijelaskan di dalam kitab-kitab tafsir, diantaranya tafsir Ibn Katsir, Al Imam At Thabari, Al Imam Al Qurthubi, Al Imam Ibn ‘Abbas dan tafsir-tafsir lainnya menjelaskan bahwa kotak itu berisi sandal nabi Musa, pakaian nabi Harun serta beberapa pakaian dari keluarga nabi Musa dan nabi Harun. Namun di masa sekarang jika ada pusaka-pusaka seperti itu maka akan dikatakan hal yang syirik karena mereka tidak memahami Al Qur’anul Karim. Padahal Al qur’an telah menjelaskan bahwa barang-barang keluarga nabi Musa dan nabi Harun di dalamnya terdapat ketenangan, meskipun sebenarnya benda-benda tidaklah bisa membawa bahaya atau manfaat namun karena benda itu adalah bekas para shalihin, sama halnya seperti Hajarul Aswad meskipun telah dijelaskan dalam Shahihul Bukhari bahwa batu itu berasal dari surga, namun berkata sayyidina Umar ibn Khattab Ra:


إِنِّيْ لَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ ، وَلَوْلَا أَنِّيْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
“ Sungguh aku mengetahui bahwa kau adalah batu yang tidak memberi bahaya atau manfaat, jika bukan karena aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menciummu niscaya aku tidak akan menciummu”


Sebuah batu yang tidak dapat memberi bahaya atau manfaat, namun karena telah disentuh oleh Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka menyentuhnya pun disunnahkan dan membawa keberkahan, demikian sentuhan para shalihin dan terlebih lagi sentuhan imam atau pemimpin para shalihin Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh sebab itu berhati-hatilah terhadap kelompok yang selalu menjadikan hal-hal seperti ini sebagai sesuatu yang syirik, karena sungguh mereka berada dalam kebathilan yang perlu dibenahi, jangan dimusuhi atau diperangi namun jangan pula diam dengan kerusakan akidah yang meracuni wilayah kita. Mereka yang selalu mengembor-gemborkan dengan penyucian tauhid, namun kenyataannya tidaklah demikian, namun sebaliknya mereka telah melakukan penodaan tauhid, karena tauhid telah berdiri tegap sejak masa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama al qur’an, bersama para sahabat, bersama para imam-imam madzahib, dimana dahulu para sahabat bertabarruk dengan bekas-bekas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga teriwayatkan di dalam Shahih Muslim bahwa sayyidatuna Asma’ binti Abu Bakr As Shiddiq Ra, setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat , jika ada orang-orang yang sakit mereka datang kepada sayyidah Asma, kemudian beliau mengeluarkan jubah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu mencelupkannya sedikit ke dalam air, kemudian air itu diminumkan kepada yang sakit maka sembuhlah orang itu dari penyakitnya. Kita semua mengetahui sebuah baju tidak mampu memberi bahaya atau manfaat karena hanya terbuat dari kain, namun karena baju itu telah dipakai oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka baju itu membawa keberkahan dan ketenangan. Ketika nabi Musa As menghadap Allah di bukit Turisina, maka Allah subhanahu wata’ala berfirman :


إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى
( طه : 12 )
“Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.” ( QS. Thaha : 12 )


Padahal di saat itu nabi Musa As berada di dunia, tetapi ketika di malam Isra’ dan Mi’raj dimana nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke langit dan menghadap Allah namun Allah tidak memerintah beliau untuk membuka sandalnya, maka berkatalah penyair dalam syairnya “manakah yang lebih mulia sandal atau Jibril As”, Jibril tidak bisa naik kehadhratullah sedangkan sandal Rasulullah naik ke hadhratullah subhanahu wata'ala, tentunya yang lebih mulia adalah Jibril As, tetapi karena sandal yang hanya terbuat dari kulit kambing itu terikat dengan kaki sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan hal ini disebut dengan hukum taba’iyyah, yaitu terbawa atau mengikuti, semakin seseorang cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka akan semakin terbawa kepada kemuliaan. Jika hanya sandal yang terikat dengan kaki nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bisa sampai ke hadapan Allah, maka terlebih lagi jiwa yang mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beruntung kita hadir dalam kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan nama perkumpulan ini pun telah dipilih khusus dihadiahkan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, secara kaidah bahasa arab yang benar adalah Majelis Rasulillah, namun dikarenakan yang hadir di masa itu kebanyakan orang awam yang belum banyak mengerti agama dan bahasa arab, jika diberi nama dengan Majelis Rasulillah khawatir mereka akan bertanya-tanya lagi dan mengira ada nabi lain, karena mereka taunya hanya Rasulullah maka saya memberi nama dengan nama Majelis Rasulullah, namun majelis ini tidak ada perbedaan dengan majelis ta’lim lainnya karena semua majelis ta’lim adalah majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena pastilah yang diajarkan adalah ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sampailah kita pada malam-malam mulia di bulan Rajab ini yang mana kita telah memasuki malam ke-20 Rajab, 20 malam telah meninggalkan usia kita di bulan Rajab ini dan tidak akan pernah kembali lagi dalam kehidupan kita, hanya tersisa beberapa malam lagi bulan Rajab untuk kita. Malam-malam doa, malam-malam istighfar, malam-malam munajat, malam-malam bertobat, hari-hari yang penuh dengan bunga-bunga kemuliaan ibadah untuk mencapai cabang hingga menuai buah keberkahan di bulan Ramadhan, mereka yang banyak beribadah di bulan Rajab dan bulan Sya’ban maka ia akan mendapatkan limpahan keberkahan di bulan Ramadhan, adapun mereka yang sibuk di bulan Rajab dan Sya’ban lupa dan jauh dari Allah, maka di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan mereka akan dibuat sibuk oleh Allah subhanahu wata’ala dengan urusan-urusan dunia, misalnya sibuk dengan urusan ketupat, rumah yang belum dicat, anak belum beli baju baru dan lainnya, padahal sepuluh malam terkahir adalah malam-malam Lailatul Qadr namun mereka disibukkan hanya dengan urusan ketupat dan lainnya untuk hari lebaran. Malam lebaran yang akan datang jika tidak ada perubahan bertepatan dengan malam Selasa, maka yang akan pulang kampung semoga selamat sampai tujuan, dan yang tidak pulang kampung kita tetap hadir majelis dan Insyaallah kita akan adakan Takbiran Akbar di masjid ini.

Kembali pada kemuliaan Rajab, bulan Rajab ini patut di muliakan. Sebagaimana yang telah diajarkan oleh guru-guru kita untuk memperbanyak istighfar, dan kita bergembira dengan banyaknya yang beristighfar di masjid-masjid dan mushalla di bulan Rajab ini, namun sangat disayangkan sebagian kelompok yang demikian tegasnya menentang istighfar di bulan Rajab, menentang puasa di bulan Rajab, yang ujung-ujungnya mereka akan menentang ibadah لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم. Kelompok-kelompok seperti ini hatinya keras bagaikan batu, mereka tidak mengenal shalawat dan cinta kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak mengenal kelembutan Rasulullah, tidak mengenal kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mereka tau hanyalah pedang, pedang dan pedang ( kekerasan dan pertikaian). Yang akhirnya kelompok yang seperti ini ngambek karena melihat kelompok Ahlu sunnah waljama’ah semakin maju dan jaya, maka mereka pun ingin maju juga yang akhirnya memilih cara dengan bom bunuh diri atau menjadi teroris, orang yang seperti itu adalah orang yang frustasi karena ingin maju namun tidak pula maju. Mudah-mudahan di Jakarta tidak ada yang demikian, dan wilayah selain Jakarta juga dijauhkan oleh Allah dari kelompok-kelompok yang seperti itu, dan semoga mereka diberi hidayah oleh Allah,amin.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kembali pada hadits yang kita baca tadi, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :



وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً
“Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali”.


Inilah dalil untuk kelompok yang menentang istighfar 70 kali setiap selepas shalat Subuh dan ‘Isya di bulan Rajab. Ini sebagai dalil yang jelas, hadits riwayat Shahih Bukhari, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beristighfar lebih dari 70 kali setiap harinya, maka kita beristighfar sebanyak 70 kali selepas shalat Subuh dan 70 kali selepas shalat isya’, karena Rasulullah beristighfar lebih dari 70 kali, maka angka 70 kita dapatkan dan lebih dari 70 kali pun kita dapatkan, sungguh indah ajaran para salafussalihin untuk mengikuti sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, adapun kalimat istighfar dan taubat yaitu dengan mengucapkan:


رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ
“ Ya Allah ampunilah (dosa-dosa) ku, dan sayangilah aku, serta terimalah taubatku”


Bacalah kalimat itu sebanyak 70 kali di bulan Rajab, mengapa di bulan Rajab saja?, karena di bulan yang lainnya ada amalan-amalan yang lain yang akan kita amalkan, begitu banyak sunnah-sunnah yang belum kita amalkan,dan di bulan Sya’ban kita memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan di bulan Ramadhan kita memperbanyak membaca Al qur’an. Maka hal-hal yang kita lakukan selalu berada dalam jalur sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh karena itu disebut dengan nama Ahlu Sunnah Waljama’ah ,,,,dan 4 Imam yang telah disepakati sebagai Imam Ahlu Sunnah waljama’ah. Dan 4 imam madzhab yang telah disepakati sebagai imam-imam ahlu sunnah waljama’ah karena sanad keguruan mereka satu rantai. Dimana Al Imam Ahmad bin Hanbal berguru kepada Al Imam As Syafi’i, dan Al Imam As Syafi’i berguru kepada Al Imam Malik, dan Al Imam Malik hidup satu zaman dengan Al Imam Abu Hanifah yang keduanya sering bertanya jawab satu sama lain. Begitu pula sanad kita ini berasal dari guru-guru kita hingga bersambung kepada imam-imam 4 madzhab. Oleh karena itulah kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan Allah subhanahu wata’ala dengan memperbanyak istighfar terlebih di bulan Rajab ini.
Pembaca yang dimuliakan Allah
Minggu yang lalu saya menyebutkan masalah kredit atau angsuran islami namun belum sempat saya jelaskan. Dalam Islam masalah kredit atau angsuran adalah sesuatu yang riba, dan masalah riba ini harus kita jauhi semampunya jika kita tidak terjebak dalam masalah kematian atau kemudharatan untuk diri pribadi atau keluarga, namun jika misalnya ada yang bekerja di Bank Konvensional maka apa yang harus diperbuat?, dimana di Bank Konvensional itu berlaku hal-hal yang riba, maka jika dengan tidak bekerja di tempat itu akan membawa mudharat untuknya atau keluarganya karena telah menanggung tanggung jawab yang besar maka lanjutkan untuk tetap bekerja dan sambil memperbanyak istighfar serta selalu berusaha mencari pekerjaan yang lain, dan jika telah mendapatkan pekerjaan yang lain dan lebih baik maka berpindahlah pada pekerjaan yang lebih baik itu. Dan bagaimana dengan angsuran atau kredit islami itu? caranya yang paling mudah adalah jika membeli barang maka tidak perlu menanyakan berapa persen bunganya, misalnya harga motor 10 juta jika dibayar cash, namun jika dengan kredit seharga 12 juta, maka jangan membahas masalah cash atau masalah kredit, namun cukup dengan mengatakan : “Saya beli motor ini seharga 12 juta dengan angsuran selama 2 tahun, saya bayar deposit dengan jumlah sekian dan tiap bulan saya bayar sejumlah sekian, dan jika saya telat sehari dalam pembayarannya maka saya akan membayar denda dengan jumlah sekian”, tidak perlu menandatanginya pernyataan yang menyebutkan Dp sekian, bunga sekian persen dan lainnya, cukup dengan cara seperti itu maka tidak akan terkena riba, motor atau mobil dan barang-barang yang kita beli halal, begitu juga halnya dengan segala macam angsuran yang lainnya. Maka yang ingin membeli barang dengan cara kredit atau angsuran gunakanlah cara yang seperti itu. Dan hal yang demikian jangan dianggap cara yang kuno atau malu untuk mengatakan hal seperti itu kepada penjual, justru mereka para penjual akan lebih suka karena mereka menganggap polos orang yang menggunakan cara seperti itu dan tidak tampak niat untuk menipu, dan hal seperti ini telah terbukti berkali-kali, teman-teman saya banyak yang melakukan hal yang demikian dan sangat dipercaya oleh penjualnya, karena penjual tau niat si pembeli baik dan tidak ada niat untuk menipu.

Pembaca yang dimuliakan Allah
Besok malam acara Tabligh Akbar di Monas, acara pertama dalam sejarah Jakarta sejak 483 silam, ini kali pertama Allah memilih kita untuk mempelopori dzikir dan maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk ulang tahun Jakarta, anugerah yang sangat besar, dimana hampir 500 tahun Jakarta ini berdiri dan baru kali ini kita dipilih sebagai pelopornya untuk memuliakan kota Jakarta dengan gemuruh dzikir يا الله dan dengan gemuruh shalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jakarta inilah ibukota negara muslimin terbesar di dunia yang akan merayakan ulang tahunnya dengan dzikir dan shalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika kita memasuki kota Demak maka akan kita dapati tulisan “ Demak Kota Wali “, jika kita masuk ke kota Kudus maka akan kita dapati tulisan “Kudus Kota Beriman”, dan ketika masuk kota Jakarta dalam waktu dekat insyaallah akan kita dapati tulisan “ Jakarta Kota Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”, bukan mau merebut Jakarta, namun hanya sekedar nama saja, namun terbukti bahwa majelis shalawat paling banyak di Jakarta, majelis ta’lim paling banyak di Jakarta, majelis dzikir paling banyak di Jakarta, maka pantaslah jika kita namakan Jakarta ini sebagai Kota Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bukan mau merevolusi Jakarta, karena kerukunan antar ummat beragama tetap kita jalin, tawuran semakin sirna, narkotika semakin sepi dan tidak ada pembelinya, demikian pula tempat-tempat perjudian, tempat-tempat prostitusi akan dengan sendirinya tersingkir jika tidak ada yang meminatinya, hal itulah yang kita harapkan untuk membenahi kota Jakarta ini. Besok malam merupakan tanggung jawab besar bagi kita untuk mensukseskan acara akbar ini, karena jika acara ini sukses dan mudah-mudahan yang hadir lebih banyak, serta cuaca juga cerah, maka dengan hal ini dari tahun ke tahun akan berlanjut dan kita lah yang akan memulainya. Ingatlah bahwa nama-nama kalian tercantum mungkin hingga ratusan tahun selanjutnya ulang tahun DKI akan dirayakan dengan acara dzikir, maulid dan shalawat, maka kalianlah yang pertama kali mempeloporinya, maka bangkitlah dengan kalimat الله أكبر، الله أكبر ، الله أكبر Kita jadikan Jakarta sebagai kota yang aman, tertib dan terkendali, lahir pemuda-pemudi dan generasi baru yang berhati luhur, dan berjiwa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di acara besok malam insyaallah 99% Gubernur DKI Jakarta kemungkinan akan hadir dan juga bapak Kapolda Metro Jaya sudah saya hubungi dan beliau siap untuk hadir dan Muspida wilayah DKI Jakarta kesemuanya akan hadir untuk berdzikir dan bershalawat bersama, alangkah indahnya majelis ini karena akan mengawali ulang tahun Jakarta dengan shalawat dan dzikir, yang mana ulang tahun Jakarta ratusan tahun yang lalu selalu dirayakan dengan hal-hal yang bersifat maksiat namun kali ini akan dirayakan dengan doa, dzikir dan shalawat, semoga Jakarta semakin makmur, selalu dilimpahi rahmat dan keberkahan , amin allahumma amin. Hadirin hadirat, selanjutnya kita berdzikir bersama dan sebelumnya kita beristighfar bersama mencontoh dan mengikuti sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan salafussalihin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar